Dikira rezeki 30 juta dari luar negeri, ternyata cuma kerja gratis. Ini pelajaran berharga dari pengalaman pertama jadi freelancer internasional.
Daftar Isi:
- Pelajaran Berharga dari Pengalaman Pertama
- Proyek Pertama yang Terlihat Meyakinkan
- Semua Terlihat Lancar... Sampai Saya Bertanya
- Ketika Pertanyaan Dibalas dengan Emosi
- Bukan Cuma Saya yang Terlibat
- Pelajaran yang Saya Dapatkan
- Menutup dengan Kepala Tegak
Pelajaran Berharga dari Pengalaman Pertama
Beberapa hari lalu, saya sempat merasa sangat bangga sekaligus bersemangat. Untuk pertama kalinya, saya mendapatkan tawaran proyek freelance dari luar negeri. Karena saya pun saat ini sedang menjalani freelance sebagai content writer untuk website Konsultan Pelatihan Indonesia dan Training Bagus.
Proyeknya terlihat sederhana tapi menggiurkan: mengetik ulang sebuah eBook PDF berbahasa Inggris sebanyak 80 halaman dalam waktu 3 hari, dengan bayaran €1.760 — sekitar 30 juta rupiah jika dikonversi ke rupiah.
Saya pikir ini adalah rezeki besar, mungkin langkah awal bagi karier saya sebagai freelance content writer untuk menembus pasar internasional. Tapi ternyata, bukan proyeknya yang besar. Penipuan di baliknya yang luar biasa rapi.
Proyek Pertama yang Terlihat Meyakinkan
Seseorang menghubungi saya lewat Projects.co.id dan mengarahkan saya untuk melanjutkan komunikasi lewat Telegram. Saya pikir, mungkin memang beberapa klien luar negeri lebih nyaman menggunakan Telegram atau WhatsApp. Setelah itu, saya mendapatkan informasi mengenai proyek mengetik ulang eBook PDF secara manual, tanpa bantuan AI.
Kliennya mengaku berasal dari perusahaan bernama Editorial Salvat yang katanya berbasis di Meksiko. Saya bahkan mendapat kontrak kerja dalam format PDF. Nama perusahaannya tercantum, alamat kantornya lengkap, jumlah pembayaran disebutkan secara jelas, dan saya diminta menandatangani kontrak sebagai bentuk persetujuan.
![]() |
| Ini dia kontrak freelance bodong luar negeri. Terlihat cukup meyakinkan yaa? |
Karena terlihat cukup meyakinkan, saya langsung menyusun strategi. Saya membagi pekerjaan ke dalam beberapa bagian dan bahkan mengajak dua orang teman untuk membantu agar deadline bisa kami kejar. Saya menjanjikan mereka bayaran Rp100.000 per hari, dan kami langsung tancap gas.
Semua Terlihat Lancar… Sampai Saya Bertanya
Dari 45 bab dalam dokumen itu, kami sudah berhasil menyelesaikan 32 bab hanya dalam satu hari. Bahkan saya belum sempat mengirimkan hasil kerja ke klien, karena memang rencananya akan saya kumpulkan sekaligus. Namun, muncul rasa was-was dalam diri saya.
Saya mulai merasa ada yang aneh:
- Kenapa semua komunikasi harus lewat Telegram?
- Mengapa alamat email mereka menggunakan Gmail dan bukan domain resmi perusahaan?
- Mengapa saya tidak bisa menemukan informasi valid tentang “Editorial Salvat” versi mereka ini di internet?
- Bahkan pihak Admin Projects.co.id sempat memperingatkan saya karena client mengarahkan saya ke luar platform Projects.co.id
![]() |
| Padahal sudah diingatkan, yaa.. |
Dan inilah titik baliknya.
Ketika Pertanyaan Dibalas Dengan Emosi
Alih-alih menjawab dengan tenang, mereka justru mulai menunjukkan tanda-tanda tidak profesional:
"Does it indicate any form of scam to you?"
"What is the ridiculous question about?"
"You're starting to get me pissed."
"You should be grateful for this opportunity..."
Semua kalimat itu tidak datang dari klien profesional. Mereka malah terdengar seperti marah karena saya berani bertanya, dan ingin membuat saya merasa bersalah. Mereka terus menghindar ketika saya minta bukti legalitas, tidak bisa memberikan website resmi, dan bahkan memblokir saya di Telegram.
Saya pun akhirnya menyadari satu hal yang menyakitkan: saya sedang ditipu.
Bukan Cuma Saya yang Terlibat
Yang paling menyedihkan bukan karena saya kehilangan peluang atau tidak dibayar. Yang membuat saya benar-benar terpukul adalah: saya sudah mengajak dua orang teman untuk membantu.
Mereka sudah bekerja sangat keras hari itu, menyelesaikan tugas dua hari dalam sehari. Dan mereka percaya bahwa proyek ini nyata karena saya yang mengajaknya. Saya merasa bersalah, meskipun saya juga menjadi korban.
Saya akhirnya memutuskan untuk tetap membayar mereka masing-masing Rp100.000 seperti yang saya janjikan, meskipun saya sendiri tidak mendapatkan bayaran sepeser pun. Saya katakan pada mereka bahwa kalau ada rezeki lebih bulan depan, saya akan beri tambahan. Karena bagi saya, tanggung jawab dan kejujuran lebih penting dari nominal uang yang hilang.
| Aamiin, setidaknya, saya dapat pengalaman pernah memberi orang pekerjaan dan menggaji mereka. :) |
Pelajaran yang Saya Dapatkan
Dari pengalaman ini, saya belajar banyak hal yang sangat penting — yang tidak akan saya dapatkan dari kursus online atau seminar freelance manapun. Inilah beberapa pelajaran yang ingin saya bagikan, agar kamu tidak mengalami hal yang sama:
- Jangan mudah percaya dengan tawaran terlalu menggiurkanJika terdengar terlalu bagus untuk menjadi kenyataan, mungkin memang tidak nyata.
- Selalu minta bukti legalitas dan kontrak yang masuk akalPerusahaan asli punya situs web, alamat email profesional (bukan Gmail), dan tidak akan marah ketika diminta membuktikan legalitas mereka.
- Jangan bekerja penuh tanpa DP atau escrow
- Hargai kerja tim kamu, meskipun kamu sendiri dirugikanIni bukan soal besar-kecilnya uang, tapi tentang menjaga kepercayaan. Saya tidak ingin kehilangan integritas hanya karena ditipu orang asing.
- Tanyakan, klarifikasi, jangan takut terlihat cerewetFreelancer bukan buruh yang harus diam. Kita punya hak bertanya sebelum mengerjakan.
Menutup dengan Kepala Tegak
Hari ini, saya tidak merasa gagal. Saya justru merasa sedang naik level. Saya sudah melalui ujian pertama sebagai freelancer: bukan ujian kemampuan mengetik, tapi ujian karakter dan sikap ketika ditipu.
Saya bisa saja marah, menyalahkan keadaan, atau lari dari tanggung jawab. Tapi saya memilih untuk tetap menulis kisah ini. Bukan untuk menyebar kesedihan, tapi untuk menyebarkan kesadaran.
Semoga cerita saya ini bisa menjadi peringatan dan pelajaran untuk teman-teman freelancer lain. Semoga kita semua makin kuat, makin cerdas, dan makin siap menghadapi dunia kerja yang luas — dan kadang penuh jebakan.
Dan untuk kamu yang membaca sampai akhir: terima kasih. Mari terus belajar, tumbuh, dan jangan biarkan satu kegagalan membuat kita menyerah.
Karena satu hal yang saya percaya…
Rezeki nggak akan tertukar. Tapi kehati-hatian harus diupayakan. 🙏
![]() |
| Mari kerja sama dengan saya dengan layak di Projects.co.id Kunjungi Profil saya di Projects.co.id |








Posting Komentar